Green School Bali merupakan sekolah internasional yang digagas oleh John Hardy, desainer dan pengusaha jewelry. Beliau adalah seorang warga negara Kanada yang telah tinggal di Bali selama lebih dari 30 tahun. berawal dari ahli pembuat perhiasan, Jonh Hardy kemudian peduli dengan masalah lingkungan yang ada didunia. Jonh Hardy mencoba memberikan sumbangan dalam memecahkan masalah ini dengan jalan
mendirikan Green School didaerah Banjar Saren, Desa Sibang Kaja, Bandung, Bali, yang telah dimulai sejak tahun 2007.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1RcREGvI4KisV5v-LV3YpLZxXoD4TRZvKhx319oBoLcfU2xdy5v4DVTVJ9sYiinJSUeu4WbIihAfAcJIjUMQ3e4LJJW4A_COQcGcxuVtjJwIZOc5M-UCQV8THR6wmUr9PfGkGJZPy6Dy7/s320/Green-School-6.jpg)
Dengan keseluruhan bangunan merupakan yang dibuat dari bambu dan lalang, Green School Bali adalah sekolah pendidikan yang berkonsep sustainable (berkelanjutan) dan ramah lingkungan. Green School memang sebuah sekolah dengan konsep kembali ke alam. Namun
upaya untuk bersahabat dengan lingkungan tak hanya diterapkan pada
konteks fisika bangunan, pilihan material atau membiarkan pepohonan di
sekitarnya tumbuh. Utilitas bangunan seperti listrik pun, direncanakan
dengan sistem tersendiri, yaitu turbin yang digerakkan oleh air, yang
dinamakan Vortex. Sedangkan penyediaan air bersih berasal dari sungai
yang berada sekitar 40 m di bawah tanah, masih di dalam kawasan.
Sistem
pembuangan air dari kamar mandi juga dibuat berbeda. Setiap toilet,
baik untuk laki-laki maupun perempuan, memiliki dua sistem. Buang air
kecil kloset, ditampung dan digunakan untuk menyiram bambu untuk
digunakan sebagai pupuk tanaman nantinya.
Pada tahun 2010, proyek Green School sempat masuk nominasi Aga Khan
Architecture Award (AKAA) bersama dengan proyek Rekonstruksi Desa
Ngibikan, Yogyakarta. Sayangnya kedua proyek tersebut tidak keluar
sebagai pemenang.